Home » , » tata cara budidaya semangka (menanam) dengan benar

tata cara budidaya semangka (menanam) dengan benar

Posted by HinzArt
WA'SIHIN BLOG'S "coretan seorang blogger kampung", Updated at: 05.53.00

Posted by HinzArt on Senin, 29 April 2013

posting kali ini saya mau berbagi tentang cara budidaya semangka,
langsung di simak . . .

I. PENDAHULUAN
Tingkat dan kualitas
produksi semangka
di Indonesia masih
tergolong rendah. Hal
ini disebabkan
antara lain karena
tanah yang keras,
miskin unsur hara
dan hormon,
pemupukan yang
tidak berimbang,
serangan hama dan
penyakit tanaman,
pengaruh cuaca /
iklim, serta teknis
budidaya petani.
PT. Natural
Nusantara berupaya
membantu petani
dalam peningkatan
produksi secara
Kuantitas dan
Kualitas dengan
tetap memelihara
Kelestarian
lingkungan (Aspek
K-3).
II. SYARAT
PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
Curah hujan ideal
40-50 mm/bulan.
Seluruh areal
pertanaman perlu
sinar matahari sejak
terbit sampai
tenggelam. Suhu
optimal 250 C.
Semangka cocok
ditanam di dataran
rendah hingga
ketinggian 600 m
dpl.
2.2. Media Tanam
Kondisi tanah cukup
gembur, kaya bahan
organik, bukan tanah
asam dan tanah
kebun/persawahan
yang telah
dikeringkan. Cocok
pada jenis tanah
geluh berpasir.
Keasaman tanah (pH)
6 - 6,7.
III. PEDOMAN TEKNIS
BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
3.1.1. Penyiapan
Media Semai
- Siapkan Natural
GLIO : 1-2 kemasan
Natural GLIO
dicampur dengan
25-50 kg pupuk
kandang untuk lahan
1000 m2. Diamkan +
1 minggu di tempat
teduh dengan selalu
menjaga
kelembabannya dan
sesekali diaduk
(dibalik).
- Campurkan tanah
halus (telah diayak) 2
bagian atau 2 ember
(volume 10 lt), pupuk
kandang matang
yang telah diayak
halus sebanyak 1
bagian atau 1 ember,
TSP ( 50 gr) yang
dilarutkan dalam 2
tutup POC NASA, dan
Natural GLIO yang
sudah
dikembangbiakkan
dalam pupuk
kandang (1-3 kg)
.Masukkan media
semai ke dalam
polybag kecil 8×10
cm sampai terisi
hingga 90%.
3.1.2. Teknik
Perkecambahan
Benih
Benih dimasukkan ke
dalam kain lalu
diikat, kemudian
direndam dalam
ramuan : 1 liter air
hangat suhu 20-250C
+ 1 sendok POC NASA
(direndam 8-12 jam).
Benih dalam ikatan
diambil, dibungkus
koran kemudian
diperam 1-2 hari.
Jika ada yang
berkecambah
diambil untuk
disemaikan dan jika
kering tambah air
dan dibungkus kain
kemudian
dimasukkan koran
lagi.
3.1.3. Semai Benih
dan Pemeliharaan
Bibit
- Media semai
disiram air bersih
secukupnya. Benih
terpilih yang calon
akarnya sudah
sepanjang 2-3 mm,
langsung disemai
dalam polybag
sedalam 1-1,5 cm.
- Kantong
persemaian
diletakkan berderet
agar terkena sinar
matahari penuh.
Diberi perlindungan
plastik transparan,
salah satu ujung/
pinggirnya terbuka.
- Semprotkan POC
NASA untuk memacu
perkembangan bibit,
dilakukan rutin
setiap 3 - 4 hari
sekali. Penyiraman
1-2 kali sehari. Pada
umur 12-14 hari bibit
siap ditanam.
3.2. Pengolahan
Media Tanam
3.2.1. Pembukaan
Lahan
Pembajakan
sedalam + 30 cm,
dihaluskan dan
diratakan. Bersihkan
lahan dari sisa-sisa
perakaran dan batu.
3.2.2. Pembentukan
Bedengan
Lebar bedengan 6-8
m, tinggi bedengan
minimum 20 cm.
3.2.3. Pengapuran
Penggunaan kapur
per 1000 m2 pada pH
tanah 4-5 diperlukan
150-200 kg dolomit ,
pH 5-6 dibutuhkan
75-150 kg dolomit
dan pH >6 dibutuhkan
dolomit sebanyak 50
kg.
3.2.4. Pemupukan
Dasar
a. Pupuk kandang
600 kg/ha, diberikan
pada permukaan
bedengan kurang
lebih seminggu
sebelum tanam.
b. Pupuk anorganik
berupa TSP (200 kg/
ha), ZA (140 kg/ha)
dan KCl (130 kg/ha).
c. Siramkan POC
NASA yang telah
dicampur air
secukupnya diatas
bedengan dengan
dosis + 1-2
botol/1000 m2. Hasil
akan lebih bagus jika
POC NASA digantikan
SUPER NASA, dosis
1-2 botol/1000 m2
dengan cara :
Alternatif 1 : 1 botol
SUPER NASA
diencerkan dalam 3
liter air dijadikan
larutan induk.
Kemudian setiap 50
lt air diberi 200 cc
larutan induk tadi
untuk menyiram
bedengan.
Alternatif 2 : setiap 1
gembor volume 10 lt
diberi 1 peres sendok
makan SUPER NASA
untuk menyiram + 10
meter bedengan.
3.2.5. Lain-lain
Bedengan perlu
disiangi, disiram dan
diberi plastik mulsa
dengan lebar
110-150 cm agar
menghambat
penguapan air dan
tumbuhnya tanaman
liar. Di atas mulsa
dilapisi jerami kering
setebal 2-3 cm untuk
perambatan
semangka dan
peletakan buah.
3.3. Teknik
Penanaman
3.3.1. Pembuatan
Lubang Tanaman
Dilakukan Satu
minggu sebelum
penanaman dengan
kedalaman 8-10 cm.
Berjarak 20-30 cm
dari tepi bedengan
dengan jarak antara
lubang sekitar
90-100 cm.
3.3.2. Waktu
Penanaman
Penanaman
sebaiknya pagi atau
sore hari kemudian
bibit disiram hingga
cukup basah.
3.4. Pemeliharaan
Tanaman
3.4.1. Penyulaman
Sebaiknya dilakukan
3 - 5 hari setelah
tanam.
3.4.2. Penyiangan
Tanaman semangka
cukup mempunyai
dua buah saja,
dengan pengaturan
cabang primer yang
cenderung banyak.
Dipelihara 2-3
cabang tanpa
memotong ranting
sekunder. Perlu
penyiangan pada
ranting yang tidak
berguna, ujung
cabang sekunder
dipangkas dan
disisakan 2 helai
daun. Cabang
sekunder yang
tumbuh pada ruas
yang ada buah
dipotong karena
mengganggu
pertumbuhan buah.
3.4.3. Perempelan
Dilakukan
perempelan tunas-
tunas muda yang
tidak berguna
karena
mempengaruhi
pertumbuhan pohon/
buah semangka yang
sedang
berkembang.
3.4.4. Pengairan dan
Penyiraman
Pengairan melalui
saluran diantara
bedengan atau
digembor dengan
interval 4-6 hari.
Volume pengairan
tidak boleh
berlebihan.
3.4.5. Pemupukan
POC NASA ( per ha )
Mulai umur 1
minggu 6 atau 7
minggu
POC NASA
disemprotkan ke
tanamanalternatif 1:
6-7 kali ( interval 1
minggu sekali) dgn
dosis 4 tutup botol/
tangki
alternatif 2: 4 kali
(interval 2 minggu
sekali ) dgn dosis 6
tutup botol/ tangki
POC NASA ( per ha )
Mulai umur 1 minggu
6 atau 7 minggu
POC NASA
disemprotkan ke
tanamanalternatif 1:
6-7 kali ( interval 1
minggu sekali) dgn
dosis 4 tutup botol/
tangki
alternatif 2: 4 kali
(interval 2 minggu
sekali ) dgn dosis 6
tutup botol/ tangki
3.4.6. Waktu
Penyemprotan
HORMONIK
Semprotkan
HORMONIK sejenis
ZPT/hormon alami.
Dosis HORMONIK : 1-2
cc/lt air atau 1-2
tutup HORMONIK +
3-4 tutup POC NASA
setiap tangki
semprot.
Penyemprotan pada
umur 21 - 70 hari,
interval 7 hari
sekali.
3.4.7. Pemeliharaan
Lain
Pilih buah yang
cukup besar, terletak
antara 1,0-1,5 m dari
perakaran tanaman,
bentuk baik dan
tidak cacat. Setiap
tanaman diperlukan
calon buah 1-2 buah,
sisanya di pangkas.
Semenjak calon buah
2 kg sering dibalik
guna menghindari
warna yang kurang
baik akibat
ketidakmerataan
terkena sinar
matahari.
3.5. Hama dan
Penyakit
3.5.1 Hama
a. Thrips
Berukuran kecil
ramping, warna
kuning pucat
kehitaman,
mempunyai sungut
badan beruas-ruas.
Cara penularan
secara mengembara
dimalam hari,
menetap dan
berkembang biak.
Pengendalian:
semprotkanNatural
BVR atau Pestona.
b. Ulat Perusak Daun
Berwarna hijau
dengan garis hitam/
berwarna hijau
bergaris kuning,
gejala : daun
dimakan sampai
tinggal lapisan
lilinnya dan terlihat
dari jauh seperti
berlubang.
Pengendalian:
dilakukan
penyemprotan
Natural Vitura atau
Pestona.
c. Tungau
Binatang kecil
berwarna merah
agak kekuningan/
kehijauan berukuran
kecil mengisap
cairan tanaman.
Tandanya, tampak
jaring-jaring sarang
binatang ini di bawah
permukaan daun,
warna dedaunan
akan pucat.
Pengendalian:
semprot Natural BVR
atau Pestona.
d. Ulat Tanah
Berwarna hitam
berbintik-bintik/
bergaris-garis,
panjang tubuh 2-5
cm, aktif merusak
dan bergerak pada
malam hari.
Menyerang daun,
terutama tunas-
tunas muda, ulat
dewasa memangsa
pangkal tanaman.
Pengendalian: (1)
penanaman secara
serempak pada
daerah yang
berdekatan untuk
memutus siklus
hidup hama dan
pemberantasan
sarang ngengat
disekitarnya; (2)
pengendalian dengan
penyemprotan
Natural Vitura/Virexi
atau Pestona.
e. Lalat Buah
Ciri-ciri mempunyai
sayap yang
transparan
berwarna kuning
dengan bercak-
bercak dan
mempunyai belalai.
Tanda-tanda
serangan : terdapat
bekas luka pada kulit
buah (seperti
tusukan belalai),
daging buah
beraroma sedikit
masam dan terlihat
memar.
Pengendalian :
membersihkan
lingkungan, tanah
bekas hama
dibalikan dengan
dibajak/dicangkul,
pemasangan
perangkap lalat buah
dan semprot
Pestona.
3.5.2. Penyakit
a. Layu Fusarium
Penyebab:
lingkungan/situasi
yang memungkinkan
tumbuh jamur (hawa
yang terlalu lembab).
Gejala: timbul
kebusukan pada
tanaman yang
tadinya lebat dan
subur. Pengendalian:
(1) dengan pergiliran
masa tanam dan
menjaga kondisi
lingkungan,
menanam pada areal
baru yang belum
ditanami, (2)
pemberian Natural
GLIO sebelum atau
pada saat tanam.
b. Bercak Daun
Penyebab: spora
bibit penyakit
terbawa angin dari
tanaman lain yang
terserang. Gejala:
permukaan daun
terdapat bercak-
bercak kuning dan
selanjutnya menjadi
coklat akhirnya
mengering dan mati,
atau terdapat
rumbai-rumbai halus
berwarna abu-abu/
ungu. Pengendalian:
seperti pada
penyakit layu
fusarium.
c. Antraknosa
Penyebab: seperti
penyakit layu
fusarium. Gejala:
daun terlihat bercak-
bercak coklat yang
akhirnya berubah
warna kemerahan
dan akhirnya daun
mati. Bila menyerang
buah, tampak
bulatan berwarna
merah jambu yang
lama kelamaan
semakin meluas.
Pengendalian:
seperti pengendalian
penyakit layu
fusarium.
d. Busuk Semai
Menyerang pada
benih yang sedang
disemaikan. Gejala:
batang bibit
berwarna coklat,
merambat dan rebah
kemudian mati.
Pengendalian:
pemberianNatural
GLIO sebelum
penyemaian di media
semai.
e. Busuk Buah
Penyebab: jamur/
bakteri patogen
yang menginfeksi
buah menjelang
masak dan aktif
setelah buah mulai
dipetik.
Pengendalian: hindari
dan cegah terjadinya
kerusakan kulit
buah, baik selama
pengangkutan
maupun
penyimpanan,
pemetikan buah
dilakukan pada
waktu siang hari
tidak berawan/
hujan.
f. Karat Daun
Penyebab: virus
yang terbawa oleh
hama tanaman yang
berkembang pada
daun tanaman.
Gejala: daun
melepuh, belang-
belang, cenderung
berubah bentuk,
tanaman kerdil dan
timbul rekahan
membujur pada
batang.
Pengendalian: sama
seperti penyakit layu
fusarium.
Catatan : Jika
pengendalian hama
penyakit
menggunakan
pestisida alami
belum mengatasi
dapat dipergunakan
pestisida kimia. Agar
penyemprotan
pestisida kimia dapat
merata dan tidak
mudah hilang oleh air
hujan tambahkan
Perekat Perata AERO
810 dengan dosis + 5
ml ( 1/2 tutup)/
tangki.
3.6. Panen
3.6.1.Ciri dan Umur
Panen
Umur panen setelah
70-100 hari setelah
penanaman. Ciri-
cirinya: terjadi
perubahan warna
buah, dan batang
buah mulai mengecil
maka buah tersebut
bisa dipetik (dipanen)
.
3.6.2.Cara Panen
Pemetikan buah
sebaiknya dilakukan
pada saat cuaca
cerah sehingga buah
dalam kondisi kering
permukaan kulitnya,
dan tahan selama
dalam
penyimpananan
ataupun ditangan
para pengecer.
Sebaiknya
pemotongan buah
semangka dilakukan
beserta tangkainya.
Sumber : http://
kecamatanmojola
ban.blogdetik.com/2010/10/30/
cara-budidaya-
semangka/

Share This Post :

0 balasan artikel:

Posting Komentar

selalu gunakanlah bahasa yang baik dan benar untuk berkomentar di blog ini. komentar yang mengandung material melanggar hukum dan agama akan admin hapus.

 
Copyright © 2015 WA'SIHIN BLOG'S "coretan seorang blogger kampung". All Rights Reserved
Template Johny Wuss Responsive by Creating Website and HINZHACK-BLOG